Senin, 05 Maret 2012

Mahasiswa Belajar Burung


“ SEBUAH SANGKAR BESI, TAK AKAN BISA MENGUBAH RAJAWALI MENJADI SEEKOR BURUNG NURI “.

MAHASISWA!!

Ada banyak yang perlu dipertanggungjawabkan untuk arti sebuah nama dan maknanya. Apa yang membedakan kita dengan siswa?? Mahasiswa dituntut hebat untuk segalanya, tak perlu berkhayal jauh dan berpikir semesta, kita hanya perlu bergerak dan merubah cara pandang menjadi lebih dewasa. Percayakah anda bahwa kita adalah insan terbaik bangsa.?? Ya karena masa depan bangsa kelak ada di pelupuk mata..

Mahasiswa berasal dari dua kata yang digabungkan, yaitu Maha dan Siswa. Maha yang artinya tertinggi sedangkan siswa adalah bagian dari kaum pelajar. Jadi, Mahasiswa adalah orang yang sedang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

Mahasiswa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari negara ini karena peran pentingnya yang begitu besar terhadap majunya sebuah peradaban yang sedang dibangun oleh bangsa ini. Peradaban yang mempunyai cita cita luhur dan mulia, yaitu menuju Indonesia yang makmur dan sejahtera.

Mahasiswa juga dapat dikatakan sebuah komunitas yang sangat unik yang berada di tengah tengah masyarakat dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya. Berdasarkan kelebihan dan kesempatan yang dimilikinya, maka tidak pantaslah seorang mahasiswa mementingkan kepentingan pribadi (apatis) tanpa memberikan sumbangsih terhadap bangsa dan negaranya.

Mahasiswa mempunyai tempat tersendiri di dalam tubuh masyarakat yang berarti bukan bagian yang terpisahkan dari lingkungan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, mahasiswa dapat dirumuskan perihal peran dan fungsi mahasiswa untuk peradaban Bangsa Indonesia.

mahasiswa Kedokteran Indonesia, mari coba kita perhatikan sebuah syair dari WS Rendra berikut ini “ SEBUAH SANGKAR BESI, TAK AKAN BISA MENGUBAH RAJAWALI MENJADI SEEKOR BURUNG NURI “.

Syair ini pas rasanya untuk disampaikan kepada kita mahasiswa kedokteran Indonesia. Mahasiswa kedokteran laksana Rajawali yang memiliki kekuatan, semangat dan kemampuan untuk terbang tinggi, melintasi setiap penjuru dunia dengan kepakan sayapnya. Dengan bebas terbang tanpa ada siapapun yang menghalanginya, pun ketika terdapat suatu halangan, ia adalah tetap Rajawali. Mahasiswa kedokteran Indonesia memiliki potensi yang besar untuk membangun Indonesia, dengan cara dan model gerakannya. Kita memilki area dan ladang yang cukup luas untuk bergerak, sehingga tidaklah mengherankan apabila muncul pernyataan “ tidaklah istimewa label mahasiswa kedokteran Indonesia, melainkan untuk berkontribusi dan mengabdi.” Gerakan ini harus terus dikembangkan agar dapat memberikan hasil yang terbaik sesuai dengan harapan kita semua.

MARI KITA MALU PADA BURUNG PIPIT!!

Mari malu kepada burung pipit kecil yang terlentang. Loh kenapa? Saat itu burung elang lewat dan melihat burung pipit yang mengangkat kedua kakinya ke atas dalam posisi terlentang. Dan tentu saja sang Elang heran dan bertanya,
dan terjadilah dialog singkat:

Elang : Hei, Pit!! Kenapa kau seperti itu?
Pipit : Aku dengar langit akan runtuh karena itu aku mengangkat kakiku untuk menahannya.
Elang : Wah, kalau langit rubuh, mungkin kakiku yang besar ini tidak bisa menahannya apalagi dengan kaki kecilmu pit.
Pipit : (Si Pipit pun menjawab dengan tulus) biarlah tidak apa kalaupun tidak bisa, paling tidak aku berkontribusi walaupun kecil, saya telah berkontribusi untuk menahan langit ini untuk tidak runtuh.

Ya lihatlah bagaimana burung mampu memberi makna lebih pada hidupnya. Sekali lagi dengarkanlah bagaimana burung pipit menyindir “Tidak apa kalaupun tidak bisa, paling tidak aku berkontribusi walaupun kecil. Berkontribusi untuk menahan langit ini untuk tidak runtuh”.

Kalau kita sedikit menilik ke belakang dan berusaha untuk melihat sudah sejauh manakah pergerakan yang telah kita lakukan, maka jawabannya tidak akan pernah cukup untuk membuat diri kita puas. Ya, pergerakan ini suatu proses yang panjang yang berkesinambungan. Layaknya sebuah tofografi bumi, maka permukaannya tidak akan pernah rata, ada cekungan, dan ada perbukitan.

Mungkin banyak dari kita yang telah mengetahui bahwa sejarah mahasiswa kedokteran sebagai salah satu oknum penggores tinta perjuangan dan pergerakan di negeri ini. Izinkanlah saya mengingatkan kembali betapa indahnya kenangan itu, kenangan di mana idealisme mahasiswa kedokteran masih sangat murni dan terjaga. Pergerakan mahasiswa kedokteran Indonesia dimulai sejak masa Budi Utomo, yaitu dimulai jauh sekali pada tahun 1908. Pada saat itu dr. Wahidin Sudirohusodo yang menggagas berdirinya organisasi Budi Utomo, hal ini dipicu oleh kesadaran akan pentingnya peranan pemuda untuk meraih kemerdekaan bangsa. Organisasi inilah yang kemudian memprakarsai munculnya organisasi-organisasi pemuda yang lain yang berperan dalam mencapai kemerdekaan bangsa ini.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, semua idealisme tersebut seolah-olah terkikis. Idealisme mahasiswa kedokteran mulai bergeser. Dengan alasan kepentingan kuliah dan menuntut ilmu, mahasiswa kedokteran masa kini cenderung apatis dengan keadaan yang ada, bahkan banyak di antara para mahasiswa tersebut yang mengisi harinya dengan gaya hedonis dan borjuis. Mereka seolah lupa bahwa mereka juga merupakan agent of change yaitu agen perubahan. Padahal kalu kita merujuk kepada five stars doctor mahasiswa kedokteran seharusnya mampu menguasai lima hal yaitu; care provider, communicator, community leader, decision maker, dan manager. Kalau kita lihat dari five stars doctor tersebut, satu-satunya yang kita dapat dari perkuliahan adalah care provider, sedangkan untuk mendapatkan yang lainnya kita harus mencarinya di luar bangku perkuliahan. Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan empat bintang lainnya, seperti kita dapat mengikuti organisasi kemahasiswaan di kampus, aktif mengikui seminar-seminar, ataupun dengan rajin membaca buku-buku self-development.

Melihat fakta pergeseran idealisme seperti itu, maka sangatlah penting dicari jalan keluar untuk merevitalisasi kembali jati diri dari mahasiswa kedokteran Indonesia. Sebuah pergerakan sejatinya kita akan tau pasti kapan dimulainya, bahkan mungkin tanggal dimulainya suatu pergerakan tersebut akan selalu terpatri dalam ingatan kita. Tetapi, apabila kita berfikir akan kemanakah berakhirnya pergerakan ini? atau kapankah berakhirnya pergerakan ini? maka jawabannya adalah tidak. Sekali kita memulai sebuah pergerakan, maka kita tidak akan pernah tau bagaimanakah akhir dari pergerakan itu. Jangan pernah mengharapkan pergerakan itu akan berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan, tetapi yakinlah bahwa hasil akhir dari sebuah pergerakan itu akan selalu penuh dengan kejutan.

MARI KITA REVITALISASI KEKUATAN BERSAMA.. Mengapa harus kita terima hidup begini? Lihatlah Dinamika yang ajaib saat ini. Mahasiswa- mahasiswa ilmu hukum dianggap sebagi bendera-bendera upacara sementara hukum dikhianati berulang kali. Mahasiswa-mahasiswa ilmu ekonomi dianggap bunga plastic sementara ada kebangkrutan dan banyak korupsi. Mahasiswa kedokteran yang dianggap tabib masyarakat, tapi nyatanya banyak yang lalai untuk peka pada lingkungan sekali pun. Seseorang berhak diberi ijazah dokter dianggap sebagai orang terpelajar tanpa diuji pengetahuannya akan keadilan. Dan bila ada ada tirani, diam tidak bicara. Bagaimana? Apakah kita akan terus diam saja. BENAR. Kita berada di dalam pusaran tatawarna yang ajaib dan tidak terbaca.

MAJU MAHASISWAAA!!!.........

*DINAS KASTRAD BEM FK UNILA*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar