“ SEBUAH SANGKAR BESI, TAK
AKAN BISA MENGUBAH RAJAWALI MENJADI SEEKOR BURUNG NURI “.
MAHASISWA!!
Ada banyak yang perlu
dipertanggungjawabkan untuk arti sebuah nama dan maknanya. Apa yang membedakan
kita dengan siswa?? Mahasiswa dituntut hebat untuk segalanya, tak perlu
berkhayal jauh dan berpikir semesta, kita hanya perlu bergerak dan merubah cara
pandang menjadi lebih dewasa. Percayakah anda bahwa kita adalah insan terbaik
bangsa.?? Ya karena masa depan bangsa kelak ada di pelupuk mata..
Mahasiswa berasal dari dua
kata yang digabungkan, yaitu Maha dan Siswa. Maha yang artinya tertinggi
sedangkan siswa adalah bagian dari kaum pelajar. Jadi, Mahasiswa adalah orang
yang sedang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.
Mahasiswa adalah suatu bagian
yang tidak terpisahkan dari negara ini karena peran pentingnya yang begitu
besar terhadap majunya sebuah peradaban yang sedang dibangun oleh bangsa ini.
Peradaban yang mempunyai cita cita luhur dan mulia, yaitu menuju Indonesia yang
makmur dan sejahtera.
Mahasiswa juga dapat dikatakan
sebuah komunitas yang sangat unik yang berada di tengah tengah masyarakat dengan
kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya. Berdasarkan kelebihan dan kesempatan
yang dimilikinya, maka tidak pantaslah seorang mahasiswa mementingkan
kepentingan pribadi (apatis) tanpa memberikan sumbangsih terhadap bangsa dan
negaranya.
Mahasiswa mempunyai tempat
tersendiri di dalam tubuh masyarakat yang berarti bukan bagian yang terpisahkan
dari lingkungan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, mahasiswa dapat
dirumuskan perihal peran dan fungsi mahasiswa untuk peradaban Bangsa Indonesia.
mahasiswa Kedokteran
Indonesia, mari coba kita perhatikan sebuah syair dari WS Rendra berikut ini “
SEBUAH SANGKAR BESI, TAK AKAN BISA MENGUBAH RAJAWALI MENJADI SEEKOR BURUNG NURI
“.
Syair ini pas rasanya untuk
disampaikan kepada kita mahasiswa kedokteran Indonesia. Mahasiswa kedokteran
laksana Rajawali yang memiliki kekuatan, semangat dan kemampuan untuk terbang
tinggi, melintasi setiap penjuru dunia dengan kepakan sayapnya. Dengan bebas
terbang tanpa ada siapapun yang menghalanginya, pun ketika terdapat suatu
halangan, ia adalah tetap Rajawali. Mahasiswa kedokteran Indonesia memiliki
potensi yang besar untuk membangun Indonesia, dengan cara dan model gerakannya.
Kita memilki area dan ladang yang cukup luas untuk bergerak, sehingga tidaklah
mengherankan apabila muncul pernyataan “ tidaklah istimewa label mahasiswa
kedokteran Indonesia, melainkan untuk berkontribusi dan mengabdi.” Gerakan ini
harus terus dikembangkan agar dapat memberikan hasil yang terbaik sesuai dengan
harapan kita semua.
MARI KITA MALU PADA BURUNG
PIPIT!!
Mari malu kepada burung
pipit kecil yang terlentang. Loh kenapa? Saat itu burung elang lewat dan
melihat burung pipit yang mengangkat kedua
kakinya ke atas dalam posisi terlentang. Dan tentu saja sang Elang heran dan
bertanya,
dan terjadilah dialog singkat:
Elang : Hei, Pit!!
Kenapa kau seperti itu?
Pipit : Aku dengar langit akan runtuh karena
itu aku mengangkat kakiku untuk menahannya.
Elang : Wah, kalau langit rubuh, mungkin
kakiku yang besar ini tidak bisa menahannya apalagi dengan kaki kecilmu pit.
Pipit : (Si Pipit pun menjawab dengan tulus)
biarlah tidak apa kalaupun tidak bisa, paling tidak aku berkontribusi walaupun
kecil, saya telah berkontribusi untuk menahan langit ini untuk tidak runtuh.
Ya lihatlah bagaimana
burung mampu memberi makna lebih pada hidupnya. Sekali lagi dengarkanlah
bagaimana burung pipit menyindir “Tidak apa kalaupun tidak bisa, paling tidak aku
berkontribusi walaupun kecil. Berkontribusi untuk menahan langit ini untuk
tidak runtuh”.
Kalau kita sedikit
menilik ke belakang dan berusaha untuk melihat sudah sejauh manakah pergerakan
yang telah kita lakukan, maka jawabannya tidak akan pernah cukup untuk membuat
diri kita puas. Ya, pergerakan ini suatu proses yang panjang yang berkesinambungan.
Layaknya sebuah tofografi bumi, maka permukaannya tidak akan pernah rata, ada
cekungan, dan ada perbukitan.
Mungkin banyak dari kita
yang telah mengetahui bahwa sejarah mahasiswa kedokteran sebagai salah satu
oknum penggores tinta perjuangan dan pergerakan di negeri ini. Izinkanlah saya
mengingatkan kembali betapa indahnya kenangan itu, kenangan di mana idealisme
mahasiswa kedokteran masih sangat murni dan terjaga. Pergerakan mahasiswa
kedokteran Indonesia dimulai sejak masa Budi Utomo, yaitu dimulai jauh sekali
pada tahun 1908. Pada saat itu dr. Wahidin Sudirohusodo yang menggagas
berdirinya organisasi Budi Utomo, hal ini dipicu oleh kesadaran akan pentingnya
peranan pemuda untuk meraih kemerdekaan bangsa. Organisasi inilah yang kemudian
memprakarsai munculnya organisasi-organisasi pemuda yang lain yang berperan
dalam mencapai kemerdekaan bangsa ini.
Namun seiring dengan
berjalannya waktu, semua idealisme tersebut seolah-olah terkikis. Idealisme
mahasiswa kedokteran mulai bergeser. Dengan alasan kepentingan kuliah dan
menuntut ilmu, mahasiswa kedokteran masa kini cenderung apatis dengan keadaan
yang ada, bahkan banyak di antara para mahasiswa tersebut yang mengisi harinya
dengan gaya hedonis dan borjuis. Mereka seolah lupa bahwa mereka juga merupakan
agent of change yaitu agen perubahan. Padahal kalu kita merujuk kepada five
stars doctor mahasiswa kedokteran seharusnya mampu menguasai lima hal yaitu;
care provider, communicator, community leader, decision maker, dan manager.
Kalau kita lihat dari five stars doctor tersebut, satu-satunya yang kita dapat
dari perkuliahan adalah care provider, sedangkan untuk mendapatkan yang lainnya
kita harus mencarinya di luar bangku perkuliahan. Banyak cara yang dapat kita
lakukan untuk mendapatkan empat bintang lainnya, seperti kita dapat mengikuti
organisasi kemahasiswaan di kampus, aktif mengikui seminar-seminar, ataupun
dengan rajin membaca buku-buku self-development.
Melihat fakta pergeseran
idealisme seperti itu, maka sangatlah penting dicari jalan keluar untuk merevitalisasi
kembali jati diri dari mahasiswa kedokteran Indonesia. Sebuah pergerakan
sejatinya kita akan tau pasti kapan dimulainya, bahkan mungkin tanggal
dimulainya suatu pergerakan tersebut akan selalu terpatri dalam ingatan kita.
Tetapi, apabila kita berfikir akan kemanakah berakhirnya pergerakan ini? atau
kapankah berakhirnya pergerakan ini? maka jawabannya adalah tidak. Sekali kita
memulai sebuah pergerakan, maka kita tidak akan pernah tau bagaimanakah akhir
dari pergerakan itu. Jangan pernah mengharapkan pergerakan itu akan berjalan
sesuai dengan apa yang kita inginkan, tetapi yakinlah bahwa hasil akhir dari
sebuah pergerakan itu akan selalu penuh dengan kejutan.
MARI KITA REVITALISASI KEKUATAN BERSAMA.. Mengapa harus kita terima hidup begini? Lihatlah
Dinamika yang ajaib saat ini. Mahasiswa- mahasiswa ilmu hukum dianggap sebagi
bendera-bendera upacara sementara hukum dikhianati berulang kali.
Mahasiswa-mahasiswa ilmu ekonomi dianggap bunga plastic sementara ada
kebangkrutan dan banyak korupsi. Mahasiswa kedokteran yang dianggap tabib
masyarakat, tapi nyatanya banyak yang lalai untuk peka pada lingkungan sekali
pun. Seseorang berhak diberi ijazah dokter dianggap sebagai orang terpelajar
tanpa diuji pengetahuannya akan keadilan. Dan bila ada ada tirani, diam tidak
bicara. Bagaimana? Apakah kita akan terus diam saja. BENAR. Kita berada di
dalam pusaran tatawarna yang ajaib dan tidak terbaca.
MAJU
MAHASISWAAA!!!.........
*DINAS KASTRAD BEM FK
UNILA*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar